Menyusur jalan gelap semalam
Dalam diam, kesal, kecewa
Dalam rasa sakit di dalam dada, rasa sesak mencengkeram sukma
Terdiam, aku tak berkata
Hanya bayangan lara berlarian menemaniku menyusur temaram kota Read the rest of this entry »
Arsip Tag: hidup . kehidupan
Dan Biarkan Aku Menatapmu Dari Jauh Saja
Lima Belas Tahun
Langit terlihat bersih sore ini, hanya beberapa awan tipis yang terlihat di sana. Langit masih biru, cerah meskipun dua jam lagi sang Surya seperti biasa bergeser dan bergerak menghilang, memberi kesempatan belahan dunia lain untuk merasakan hangat sinarnya. Langit nampak sepi, hanya sedikit burung Sriti yang terbang cepat di atas sana, bebas tanpa gangguan angin yang bertiup perlahan.
Kuputar cangkir teh manisku, sambil sesekali melihat jam tangan. Dua jam lagi sudah Maghrib, namun orang yang aku tunggu tak kunjung tiba. Sepotong roti bakar coklat keju di depanku juga hampir habis. Sudah satu jam aku menunggu, sudah aku coba telepon dan sms, namun jawabanya “Iya, maaf…sebentar ya.. tunggu dulu, sebentar lagi deh, sabar ya hehehe…” Read the rest of this entry »
Panggil Aku Berlian (7)
Mas Indra ternyata memegang jabatan cukup penting di sini. Berkat kinerjanya yang bagus, ia “dibajak” seorang kenalannya untuk bergabung ke Bank tempatku bekerja sekarang, sebagai Manajer Marketing. Selama satu tahun ini, ia telah menunjukan performa yang sangat bagus. Pencapaian ini ikut membuatku merasa bangga, dan tak sadar sebuah kekaguman kembali muncul, dan aku tahu ini bukan hanya sebuah kekaguman, mungkin benih itu kembali tumbuh.
Sejak pertemuan itu, komunikasiku dengan Mas Indra kembali terjalin. Meskipun tidak sering, karena kami menjaga agar jangan sampai timbul pikiran negatif dari pasangan kami masing-masing. Sepulang aku mengikuti pendidikan dan pelatihan di Semarang, intensitas pertemuanku dengan Mas Indra lebih sering terjadi. Namun aku sendiri terkadang merasa bingung dengan apa yang aku rasakan. Kadang aku merasa perasaanku dulu kepadanya kembali muncul, namun kadang perasaan lain juga muncul, perasaan sakit hati, marah, entahlah bagaimana aku menjelaskannya. Read the rest of this entry »
Panggil Aku Berlian (6)
Kuliahku berjalan sangat lancar, Indeks Prestasiku juga tergolong tinggi, pernah suatu ketika aku mendapatkan IP 3,88, hanya ada satu nilai B dari 24 SKS yang aku ambil, lainnya aku mendapatkan nilai A. Aku memang bertekad untuk serius kuliah, segera lulus dan bekerja. Membuktikan pada mereka yang pernah merendahkanku bahwa aku bisa, aku berhasil sukses tanpa bantuan mereka.
Di bangku kuliah ini, aku mencoba membuka hati. Banyak yang memang mengejarku, namun jujur, aku belum bisa merasakan lagi perasaan yang sama seperti yang aku rasakan kepada Mas Indra. Aku memang sempat menjalin hubungan dengan seorang pria, kakak kelasku, namun entah kenapa rasanya hambar, hatiku seperti sudah membeku. Read the rest of this entry »
Panggil Aku Berlian (5)
Ah…betapa bahagianya Diana, bisa mendapatkan lelaki seperti Mas Indra. Aku cukup hanya mencoba mengaguminya saja dari jauh. Ikut bahagia melihat mereka, pasangan yang sangat serasi pikirku. Sejak pertemanan kami di Facebook, kami sering berkomunikasi, sekedar bercanda dan menanyakan kabar masing-masing. Sampai suatu ketika, sebulan setelah pertemanan kami di facebook, tiba-tiba Mas Indra mengirimku sebuah pesan. Read the rest of this entry »
Panggil Aku Berlian (4)
Hanya satu yang aku pikirkan, atau tepatnya sebuah janji yang terucap dalam hati “Akan aku tunjukkan,aku bisa sukses tanpa mereka, tanpa orang tua kandungku”.
Setelah kejadian itu, Mbak Ina memintaku untuk kembali mengurus keperluan kuliahku nanti, namun aku menolak. Niat baik Mbak Ina sangat aku hargai, namun aku ingin bekerja dahulu tahun ini, mengumpulkan uang untuk persiapan kuliahku tahun depan. Mbak Ina dan Ibu hanya bisa mengangguk, Mbak Ina tetap bersikeras, akan tetap membantuku kapan pun aku membutuhkan bantuan, apa pun dan berapa pun. Read the rest of this entry »
Panggil Aku Berlian (3)
Ya Allah, sedih rasanya aku saat itu, sebagai seorang anak, aku juga berhak mendapatkan perhatian seperti mereka, jujur aku akhirnya merasakan iri, aku benar-benar diperlakukan sangat tidak adil. Setelah itu, akhirnya aku pun memutuskan untuk pulang saja, baru dua hari namun rasanya aku sudah sangat tidak betah.
Perbedaan perlakuan yang aku rasakan benar-benar telah membuatku sakit hati, ada rasa cemburu, ada rasa ingin berontak, marah, segala rasa yang mungkin wajar dirasakan oleh seorang anak seperti aku. Keadaan ini mungkin ibu rasakan, kemudian tanpa pernah bosan, Ibu senantiasa menasihatiku untuk selalu bersabar. Read the rest of this entry »
Panggil Aku Berlian (2)
Aku dibesarkan oleh ibuku ini, yang sebenarnya adalah budeku, dengan penuh kasih sayang, tidak dibeda-bedakan. Ibuku ini punya tiga orang anak, anak pertama laki-laki, Mas Irwan, anak kedua dan ketiga perempuan, Mbak Ina dan Mbak Irma. Mas Irwan belum menikah hingga sekarang, sedang Mbak Ina dan Mbak Irma sudah menikah dan masing-masing memiliki dua orang anak. Read the rest of this entry »
BALADA 3 SAUDARA
Alkisah di sebuah negeri antah berantah…
Hiduplah seorang ayah beserta tiga orang anak lelakinya. Anak tertua bernama “Harta”, dia seorang yang sangat gagah, perawakannya tinggi, badannya kekar, wajahnya tampan sekali, tak heran jika banyak wanita yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan cintanya. Harta, sosok yang sangat dibanggakan oleh ayahnya.
Anak kedua bernama “Keluarga” berperawakan tinggi besar, lebih tinggi sekitar dua centimeter daripada Harta. Kulitnya sawo matang, wajahnya tampan dan bercambang tipis. Salah satu kehebatannya, si Keluarga dihormati oleh semua orang. Read the rest of this entry »